Bank DBS Indonesia dan Kebun Kumara Ajak Masyarakat Kelola Sampah Makanan lewat Program “Kompos Kolektif”

Bank DBS Indonesia dan Kebun Kumara Ajak Masyarakat Kelola Sampah Makanan lewat Program “Kompos Kolektif”.jpeg # External Communications of Group Strategic Marketing & Communications PT Bank DBS Indonesia, Rifka Maharani dan Co-Founder Kebun Kumara, Siti Soraya Cassandra mengompos sampah makanan bersama karyawan Bank DBS Indonesia pada program Kompos Kolektif di Kebun Kumara, Tangerang, Jumat (05/08/2022). Program Kompos Kolektif mengajak masyarakat mengadaptasi prinsip ‘Sustainable More, Waste Less,’ atau gaya hidup yang lebih berkelanjutan, salah satunya dengan mengurangi sampah makanan. Diikuti oleh lebih dari 40 karyawan Bank DBS Indonesia, Kompos Kolektif merupakan bagian dari People of Purpose, kegiatan sukarela bagi karyawan untuk memperluas dampak positif yang dapat diberikan kepada masyarakat sehingga membuat Bank DBS Indonesia ‘More like an eco-warrior, less like a bank’.

Panjinasional.net Jakarta – Angka sampah makanan di Indonesia terus meningkat dan Indonesia tercatat sebagai salah satu negara penghasil sampah makanan terbesar di dunia menurut The Economist Intelligence Unit (2021). Untuk menjawab permasalahan ini, Bank DBS Indonesia sebagai bank yang digerakkan oleh tujuan (purpose-driven bank) bersama Kebun Kumara menghadirkan Kompos Kolektif, sebuah program pengolahan kembali sampah makanan menjadi material yang bermanfaat, yakni pupuk kompos sehingga sampah makanan tidak berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA). 5 Agustus 2022.

Program Kompos Kolektif ini telah berlangsung sejak Juni 2022 sebagai bagian dari kampanye Towards Zero Food Waste yang diprakarsai oleh Bank DBS Indonesia sejak tahun 2020 untuk membangkitkan kesadaran publik tentang masalah sampah makanan.

Menurut data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), sampah makanan menyumbang hingga 41,1% persen dari 28,6 juta ton sampah di Indonesia. Kebun Kumara juga menemukan sampah makanan saat ini menyumbang sebesar 60 persen dari total 7,8 ribu ton sampah yang ada di Jakarta.

Tumpukan sampah makanan yang tidak terkelola dengan baik tersebut akan menghasilkan gas metana, sebuah gas emisi rumah kaca yang 21 kali lebih berbahaya dibandingkan dengan gas karbondioksida, yang mengancam kesehatan masyarakat serta berdampak buruk pada pemanasan global.

Bacaan Lainnya

Head of Group Strategic Marketing & Communications, PT Bank DBS Indonesia Mona Monika mengatakan, “Penanggulangan sampah makanan di Indonesia merupakan tanggung jawab kita bersama dan membutuhkan aksi nyata untuk menanggulanginya. Sebagai wujud salah satu pilar sustainability kami yaitu Creating Social Impact Beyond Banking, maka sejak tahun 2020, Bank DBS Indonesia telah melakukan berbagai kampanye untuk mengedukasi tentang bahaya sampah makanan diantaranya dengan program #MakanTanpaSisa yang telah berhasil menyelamatkan sekitar 43 ton food impact. Kini, kami ingin memperluas jangkauan serta edukasi untuk mengolah sampah makanan menjadi kompos.  Selain itu, bekerja sama dengan wirausaha sosial seperti Kebun Kumara juga merupakan fokus dari pilar keberlanjutan yang sama. Kami juga mengajak karyawan Bank DBS Indonesia berpartisipasi dalam program ini sehingga dapat memperluas dampak positif yang dihasilkan.”

Tahun ini, Bank DBS Indonesia menargetkan mencapai 26 ton food impact. Salah satu upaya untuk mewujudkannya adalah dengan menghadirkan program Kompos Kolektif yang berkolaborasi dengan Kebun Kumara pada bulan Juni hingga Desember 2022.

Co-Founder Kebun Kumara Siti Soraya Cassandra berkata, “Memiliki visi yang sama dengan Bank DBS Indonesia, kami pun melihat pentingnya memperkenalkan gaya hidup yang lebih berkelanjutan dan selaras dengan alam. Pada program Kompos Kolektif, kami mengajak masyarakat untuk dapat memilah sampah organik dan anorganik dimulai dari rumah masing-masing, serta memberikan edukasi bagaimana mengolahnya menjadi kompos. Kami berharap lebih banyak lagi masyarakat yang berkontribusi mengurangi sampah makanan ke TPA agar kita dapat mewujudkan #ZeroToLandfill.”

Kompos Kolektif merupakan program yang mengolah sampah makanan menjadi pupuk kompos melalui teknik biokonversi sampah dari Black Soldier Fly (BSF) yang disediakan oleh Magalarva. Program ini juga menghadirkan layanan bagi masyarakat yang ingin mengolah sampah makanan mereka. Bermodalkan Rp100.000,- per bulan, masyarakat akan mendapat pelayanan pengangkutan sampah dari rumah sebanyak empat kali, penyediaan kantong sampah beserta laporannya, hingga media tanam dari kompos hasil olahan sampah makanan yang dikirimkan setiap tiga bulan sekali.

Program Kompos Kolektif mengukuhkan komitmen Bank DBS Indonesia dalam menjalankan pilar ketiganya Creating Impact Beyond Banking, untuk mengajak masyarakat mengadaptasi prinsip “Sustainable More, Waste Less,” atau gaya hidup yang lebih berkelanjutan, salah satunya dengan mengurangi sampah makanan. Untuk memperluas dampak positif yang dapat diberikan, Bank DBS Indonesia turut mengimbau karyawannya dalam melakukan kegiatan sukarela atau yang disebut People of Purpose.

Bank DBS Indonesia melalui DBS Foundation berupaya membantu perkembangan wirausaha sosial yang ingin menjawab permasalahan sosial di Indonesia, termasuk Kebun Kumara. Melalui upaya tersebut, Bank DBS Indonesia berharap dapat menciptakan dunia yang lebih baik. Bank DBS Indonesia memberikan wirausaha sosial akses ke sumber daya yang beragam, mulai dari menyediakan pelatihan keterampilan dan pengembangan kapasitas hingga membuka kesempatan untuk membangun jaringan dan peluang bisnis melalui berbagai program dan kanal.

Kiprah Bank DBS Indonesia untuk kegiatan sosial #MakanTanpaSisa dan wirausaha sosial telah meraih berbagai penghargaan bergengsi diantaranya Best Pandemic PR Program (MIX PR Awards 2022) dan Outstanding Program in Encourage Social Entrepreneurship and Community Impact (Indonesia CSR Award 2022).

Informasi selengkapnya tentang Kompos Kolektif dapat dilihat di https://dbslivemoresociety.com/html/tzfw/ dan dapat mengikuti Instagram @dbsbankid.

Pos terkait