Atlet Drag Race Cilik Pembawa Nama Harum Sumenep Dikancah Nasional Belum Tersentuh Perhatian Pemerintah?

Panjinasional.net Sumenep | Atlet Drag Race Cilik Pembawa Nama Harum Sumenep, Faishal Barqi Wirdiyan 12 Tahun Asal Batudinding Kecamatan Gapura, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, telah menjadi cikal bakal atlet balap Drag Race yang telah membawa nama harum Kabupaten Sumenep dikancah Nasional.

Bahkan bisa dibilang saat ini pembalap cilik yang dikenal dengan sebutan Ichal Hokage ini telah menjadi mutiara yang telah membawa nama harum Kabupaten Sumenep ke dalam kejuaraan Drag Day tingkat Nasional. Kendati usianya masih 12 Tahun.

Terbukti dari berbagai event Drag Race yang diikuti oleh putra bungsu Budi Wijaya ini. Dia selalu naik podium juara. Bahkan prestasi yang pernah diraih oleh Ichal Hokage sebutan Faishal Barqi Wirdiyan didalam dunia balap Drag Day level nasional bisa dikatagorikan sangat membanggakan daerahnya.

Karena Ichal Hokage ini pernah meraih prestasi juara yang diantaranya adalah; Juara 5 BRACKET 11.5 Drag Day SRP 2019 Putaran ke 5 di Glora Bung Tomo Surabaya; Juara 5 BRACKET 11.5 Drag Day SRP 2020 putaran ke 1 di Glora Bung Tomo Surabay;  Juara 1 Slalom Bupati Cup Bangkalan 2020 se Karesidenan Madura di Bangkalan; Semi Finalis Drag Day 2019 putaran ke 4 di Glora di Bung Tomo Surabaya; Semi Finalis Old New 2019 putaran ke 5 di Glora Bung Tomo Surabaya; Pra Semi Finalis VSC Drag Rece 2021 urutan ke 13 di Lanud Gading Wonosari Jogjakarta. Semi Finalis IDW (Indonesia Drag Wars) 2021 di Lanud Gading Wonosari Jogjakarta dan; Juara ke 2 BRACKET 12.00 MPRRI Cup Series 2021 di Glora Bung Tomo Surabaya.

Bacaan Lainnya

Namun kendati beberapa prestasi juara dalam kejuaraan tingkat Nasional ini telah diraih oleh Ichal Hokage. Namun belum mampu membuat Pemerintah Kabupaten Sumenep melirik bocah yang Tahun ini akan melanjutkan sekolahnya di salah satu SMP yang ada di Kabupaten Sumenep?

Sebab sampai saat ini Faishal Barqi Wirdiyan (Ichal Hokage) belum pernah  mendapat bantuan pembinaan dari Pemerintah Kabupaten Sumenep. Hal ini disampaikan Budi Wijaya saat berbincang-bincang dengan Wartawan belum lama ini disalah satu Warkop di Sumenep.

” Sebenarnya saya sebagai orang tua Ichal Kokage dari kelas 4 SD sudah ikut Drag Nasional. Maksud saya disini setidaknya ada perhatian dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep,” kata Budi Wijaya dengan nada kecewa, belum lama ini.

Soalnya, Sambung Budi Wijaya, Ichal ini mungkin sudah membawa Sumenep ke ajang nasional. Dan lagi Ichal ini pembalap termuda se-Indonesia yang pernah naik podium juara. Dan itupun sudah empat kali juara, dan jam terbangnya Ichal itu sudah lumayan menurut saya sebagai orang tua Ichal.

” Jadi maksud saya setidaknya ada perhatian sedikit aja dari Pemkab Sumenep, karena Ichal ini telah membawa nama Sumenep ke ajang nasional. Karena terus terang dari Pemkab tidak ada, kemaren ada dari BPRS bantuan sebesar 1 juta,” ujarnya.

Saat disinggung dari KONI terkait dengan sarana prasarana selama ini yang sudah disentuh oleh Ichal? Budi Budi Wijaya menegaskan tidak ada. ” Dari KONI tidak ada, cuma kemarin ada, kita sudah mengajukan proposal dulu event 2021 yang ke KONI itu ada transfer ke saya,” pungkasnya.

Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan,  Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Sumenep, Mohammad Iksan, S. Pd, M.T, mengatakan sekarang ini pihaknya hanya bisa membantu mereka ketika mau ke ajang perlombaan.

” Kalau kita untuk menyiapkan wahana sarananya, kayaknya Sumenep ini, kan kayaknya belum bisa mengarah kesana,” Rabu lalu (6/7/2022).

Menurut dia, dan itu bisa dilakukan temporer tidak bisa permanen atau ada Drag Race yang biasa dilakukan itu bisa. ” Tapi kalau kita menyiapkan wahananya kayaknya kita tidak bisa,” ucapnya.

Lebih lanjut Mantan Kepala Dinas Sosial ini mengatakan, pembinaan itu kalau bisa masuk IMI Ikatan Motor Sumenep berarti nanti bisa masuk ke Cabor, berarti berhak untuk mendapatkan bantuan Pemerintah melalui hibah ke olahragaan. Dan itu kita siapkan kalau memang dia sudah tercatat. 

” Jadi mohon maaf setiap organisasi Cabor itu berhak untuk mendapatkan bantuan APBD dari Kabupaten Sumenep. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2022. Turanan dan perbaikan dari pada Undang-Undang Nomor 5 tahun 2003,” kata dia.

Saat disinggung kendala dari anak ini belum mendapat dana pembinaan dari Pemerintah terutama dari Dinas yang membidangi karena belum masuk IMI ya? Menurut dia, kalau sudah masuk IMI berarti bantuan Pemerintah itu melalui Cabang Olahraganya.

” Jadi bantuan Pemerintah tidak ke individunya tapi ke Cabor olahragaan. Alokasi anggaraan untuk ke Olahragaan. Atletik atau orang senang lari. Basket ada PERBASI dan seterusnya,” tukasnya.

Pihaknya menegaskan, semua potensi olahraga di Sumenep akan dikembangkan bergantung dari pada peminat atlet tersebut. ” Jadi setelah ada atlet berkumpul berkolaborasi kemudian membentuk koloni atau Organisasi silahkan monggo. Jadi organisasi ini muncul dari masyarakat atau atlet itu,” tuturnya.

” Contoh tadi saya mengatakan orang senang bola ada PSSI dan sekarang ini untuk di IMI kalau mau dibentuk iya orang yang senang olahraga motor. Silahkan membentuk IMI. Nanti ada Cabor IMI yang menangani. Kalau sudah terbentuk Cabor Negara harus hadir untuk membantu pendanaannya, tapi kalau masih atas nama pribadi atlet itu sendiri tanpa ada organisasinya tidak bisa,” ungkapnya.

Dikatakan, contoh Paralayang, kemarin kan orang ramai, atlet paralayang ini ada, tapi organisasi paralayang tidak ada, kita mau bantu lewat darimana. Kenapa? Program itu kalau yang namanya pribadi bukan hibah lagi namanya (Bansos,red) Bantuan sosial. Sementara kami ini mengelola hibah bukan untuk bantuan Sosial.

” Harus membentuk organisasi Cabor, nanti masuk Diklat dengan KONI. Masuk menjadi Cabor resmi, baru nanti kita bisa berharap bantuan hibah, bukan bantuan sosial,” imbuhnya.@qib)

Pos terkait