GRESIK, www.panjinasional.net – Sebuah video viral beredar adanya peristiwa longsor di sebuah lokasi galian C di kabupaten Gresik. Belakangan kejadian longsor tersebut diketahui terjadi di sebuah bukit kapur dusun Larangan Desa Prupuh, Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Di lokasi tersebut, terdapat aktivitas penambangan galian C.
Kejadian runtuhnya bukit kapur terjadi Jumat 12 Mei 2023. Beruntung, peristiwa ini tidak menimbulkan korban jiwa. Karena sebelum runtuh semua pekerja dan alat berat telah di jauhkan dari radius longsor
Sebelumnya, video longsor telah menjadi viral di media sosial dan menarik perhatian. Konten yang tersebar terdapat kepanikan sopir dan operator alat berat di lokasi.
Hal itu dijelaskan oleh Roni selaku operator Alat berat Exavator, Saat terjadi peristiwa nahaa itu, sopir dan operator sedang beristirahat sehingga tidak ada korban jiwa
“memang benar Kejadian longsor terjadi sekitar jam 2 siang pada hari Jumat kemarin,” ujarnya pada hari Minggu (14/5/2023).
Roni yang mengaku berasal dari desa Wotan, menyatakan memang hal itu sering dilakukan penambangan dengan mengeruk tanah bagian bawah sehingga bebatuan yang di atas bisa longsor. Bahkan, gunung kapur yang sebelumnya terlihat kokoh dan stabil, kini mulai mengalami erosi dan terlihat banyak retakan. Nah, ini yang membuat terjadinya longsor.
“Tanah yang berada di atas batu kapur sangat labil karena sering kali tanahnya diambil. Jika tidak dilakukan pemindahan tanah (melongsorkan), maka akan menjadi semakin berbahaya,” jelasnya.
Informasi lain dilapangan yang didapat adanya longsoran tersebut merupakan kesengajaan. Salah seorang yang mengaku salah satu rekanan di proyek tambang tersebut dan tidak mau namanya di sebutkan menjelaskan untuk membuat longsoran dan retakan tersebut dengan cara di tembak atau di ledakkan dengan bahan peledak.
Peledakan yang menghasilkan longsoran material tersebut dilakukan untuk menghemat biaya operasional tambang. Dan hal itu kerap kali dilakukan hanya saja tidak ada yang mendokumentasikan atau merekam sehingga tidak ada yang tahu tentang hal itu.
Namun kemarin salah satu pekerja mengabadikan kejadian tersebut dengan memvideo peristiwa longsor kemudian mengviralkan di media sosial (medsos).
Sementara itu, perwakilan pengelola PT Manggala, Sigit membenarkan jika bukit sengaja dilongsorkan. Dia mengaku bahwa tindakan melongsorkan tanah dilakukan untuk mengurangi risiko bahaya.
“Gak longsor tapi sengaja dilongsorkan,” ungkap dia.
Menurut Sigit, kejadian itu merupakan yang pertama. Saat ditanya mengenai penggunaan bahan peledak untuk melongsorkan material tersebut, Dia pun membantah,
“ tidak benar jika ada yang mengatakan memakai Bom atau bahan peledak. longsor diakibatkan seringnya ditambang memakai alat berat dibagian bawah bukit” kilahnya.
Dia pun menuding, pihak yang mengambil gambar video viral itu tidak mengetahui keadaan yang sebenarnya sehingga terkesan ada kepanikan di lokasi.
“Jadi kemarin yang nyuting (Ambil gambar) terlalu, gak tahu keadaan, padahal itu sengaja dilongsorkan. Baru sekali ini, dan (Batu) sengaja diturunkan,” imbuhnya.
Dari pantauan, prosedur kegiatan penambangan yang dilakukan di daerah tersebut sangat membahayakan. Bahkan, tidak ada sistem standar keselamatan kerja (K3) yang dipakai pekerja lapangan. Sebagai informasi, tambang gunung kapur tersebut diklaim memiliki izin resmi dan sudah beroperasi sejak 2020 lalu. Sesuai papan nama pintu masuk, ijin usaha pertambangan atas nama PT Krisna Cakra Cyrilla yang bekerjasama dengan pihak ketiga bernama Cahyo, dari PT Manggala. (shol)