Opini www.panjinasional.net || Medsos Berladang Dipunggung wartawan adalah sebuah kata khiasan dalam menyikapi pelaku digital era digitalisasi media online yang beritanya banyak menuai kontroversi antara yang Kontra, mengutip dan mengulas ulang versi media sosial versi masing-masing orang, sehingga membuat Medsos kian Berkibar menguasai dunia maya di wilayah publisistik jurnalistik.
Secara umum Wartawan sebagai pencari dan pencipta berita hingga mewarnai informasi publik jagad maya, hasil kerja keras wartawan baik dari sumber sebagai bahan atau data dari wawancara hingga menjadi berita akurat yang bisa dikonsumsi masyarakat luas.
Menggali dan membuat Berita dan sumber berita sudah biasa dilakukan bagi wartawan, terangkumnya karya tulisan wartawan dalam berbagai tugas dan kepentingan dalam setiap menggali bahan informasi yang didapatkannya, mulai pedagang, pengusaha, pejabat, politikus hingga penguasa.
Dalam proses kajian saya, tidak bisa dipungkiri ternyata profesi Wartawan alias Pewarta atau Jurnalis hasil karyanya menjadi Ladang kepentingan bagi semua unsur, baik dunia usaha, perdagangan, sosial politik, hukum dan kenegaraan membutuhkan wartawan atau sosok ahli publikasi.
Profesi Jurnalis semakin menguatkan posisinya di zona bebas berkarya dan berekspresi
setelah diberi mandat oleh negara sebagai pengemban dan pelaksana Undang-Undang no 40 tahun 1999 tentang Pers, hal itu merupakan tugas dan tanggung jawab besarnya, sehingga banyak diartikan sebagai kekuatan bermitra atau momok bagi orang-orang yang ditulis alias sumber berita yang diincarnya (bidikan pemberitaan).
Dari hal tersebut profesi wartawan ibarat sebagai sosok (simbol) wanita paling mempesona dibuka bumi, sehingga seluruh kelompok, komunitas hingga lembaga apapun ingin merebut dan menguasai profesi dan produk Jurnalistik alias media dan termasuk dunia wartawan.
Mulai komunitas, lembaga apapun, hingga badan lembaga instansi, institusi mulai tingkat bawah hingga lembaga Istana Negara membuat media dan sudah memiliki media resmi bersamaan pada era digitalisasi global media tersebar, hingga kita tidak bisa membedakan mana media beneran (Perusahaan Pers) atau bukan, bertebaran bersama pula tersebarnya media sosial (Medsos) yang justru lebih bebas berkibar di dunia maya. padahal dia ber-ekspresi dan berladang dipunggung wartawan sebagai publis sosial.
Pertahanan Wartawan dan Medsos Lahirkan Buzzer.
Yang dianggap paling bertahan justru Profesi Wartawan, yang sebenarnya adalah sosok publis sosial yang suka terhadap tantangan diantara mencari dan membuat berita, meskipun demikian banyak tuntutan sebagai profesi wartawan harus memiliki standar kompetensi dan pemahaman etika Jurnalistik sesuai aturan Pers.
Sedangkan pelaku medsos tidak perlu banyak tuntutan karena belum jelas profesinya yang dikenal dengan istilah Netizen yang lebih dominan merespon apa yang diinginkan termasuk karya jurnalis untuk diulang, dihujat dan di plintir-plintir lalu dibuat viral dengan pola pandang versinya sebagai lawan atau pembela narasumber yang sekarang dikenal dengan istilah Buzzer.
Dengan arti kata medsos lahir dan berladang dipunggung wartawan. Meski demikian sebaliknya sang Pewarta juga mulai bermain-main demi naiknya rating konten beritanya di dunia medsos yang saat ini sangat pesat digandrungi masyarakat kecil hingga pejabat tinggi seluruh dunia.**


Penulis: Gatot Irawan Pemred www.panjinasional.net, Pengurus DPP Wakomindowww.wakamindo.com. dan Ketua DPW AWDI Jatim.