Panjinasional.net Opini || Perkembangan dunia Globalisasi informasi dan teknologi saat ini sangat berpengaruh terhadap perilaku bagi profesi orang, baik yang berlatar belakang lembaga, komunitas, pekerja hingga pengangguran sekarang sudah bisa berselancar dengan Dunia Digital, seperti YouTube, TikTok, Twitter, Facebook dan masih banyak Aplikasi konten lainnya yang dikenal dengan istilah MedSos, Sehingga bisa menggerus Profesi Wartawan atau Jurnalis.
Sekarang, Jutaan masyarakat yang telah menggunakan Medsos Era Digital seperti menemukan dunia lain untuk berselancar sesuai kebutuhan sesuai karakter, kepentingan pribadi hingga kelompok, disana ada kebebasan beraktivitas secara luas yang sulit dikontrol dan dikendalikan.
Kebanyakan pengguna Medsos
dengan istilah Netizen ada yang memberikan informasi positif dan bermanfaat, namun banyak juga yang memicu komentar-komentar negatif dan misinformasi.
Meskipun Medsos tak memenuhi kriteria sebagai sebuah informasi aktual, namun banyak masyarakat yang terlanjur mempercayainya karena sulit membedakan antara fakta dan pernyataan berlebihan. Akibatnya, banyak pertanyaan yang dilontarkan masyarakat yang waras tentang makna kebebasan di Era Digital yang sudah kebablasan?. Medsos seakan-akan menjadi ladang bersenggama tanpa batas makna dan norma. Walaupun demikian info Medsos kadang juga dibutuhkan oleh jurnalis.
Posisi Jurnalis Era Digital
Bagaimana posisi jurnalis yang kredible menghadapi tantangan era digitalisasi dalam upaya menuangkan karya informasi aktual ditengah-tengah merebaknya berita simpang-siur di Medsos.
Menurut saya (penulis), Taruhan karya jurnalistik menghadapi informasi liar di era kebebasan dunia maya adalah kredibilitas medianya. Maka peran Google menjadi ajang tumpuan, bagaimana agar berita-berita karya jurnalis dapat terangkat menjadi artikel yang banyak diminati pembaca (view’).
Memang, Setiap jurnalis akan memikirkan topik yang akan ditulis menjadi artikel berita. Seorang jurnalis akan mempertimbangkan adanya 10 Nilai Berita, seperti faktual, magnitude, dampak, proximity, unik, prominence, human interest, konflik, kejutan, dan informatif bagi khalayak, meski demikian karya jurnalis masih harus bersaing keunggulan topik dengan mutu berita faktual, tetapi tanpa ditunjang oleh sebuah framing di google apalah artinya.
Disinilah arti peran dan fungsi digitalisasi yang harus dipahami wartawan agar bisa membedakan mutu dan manfaat karya artikelnya dengan perselancaran netizen di dunia medsos.
Penulis: Gatot Irawan. DPP Wartawan Kompeten Indonesia. Ketua Dept.Infokom Reclasseering Indonesia-Jatim