OTT KPK dan Pergunjingan Tahun Politik

Bambang Suroso alias Mbah Suro

Panjinasional – Merebaknya Kabar OTT oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Sidoarjo, sebanyak 11 orang ditangkap dibawa ke Gedung Merah Putih Jakarta dan dimintai keterangan. Namun hanya seorang yang dijadikan tersangka Siska Wati Kasubbag Umum dan Kepegawaian BPPD Kabupaten Sidoarjo. Sedangkan lainnya masih dalam proses penyelidikan, diantaranya Robith Fuadi kakak ipar Gus Muhdor Bupati, Aswin Reza Sumantri Asisten Pribadi Bupati, Umi Laila pimpinan Cabang Bank Jatim serta sejumlah pejabat. Tidak mungkin korupsi dilakukan per orangan, namun pola kolektif kolegia, sistematis dan terstruktur. Sehingga KPK mengendus adanya kasus dugaan korupsi insentif pajak untuk ASN Badan Pelayanan Pajak Daerah (BPPD) di Sidoarjo. Ada yang menarik dari hasil penyidikan yang terungkap bahwa, hasil pemotongan dan penerimaan dana insentif pajak yang dilakukan menurut pengakuan tersangka, di antaranya digunakan untuk kebutuhan Ari Suryono, Kepala BPPD Kab. Sidoarjo dan Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali saat jumpa Pers Senin (29/1/2024). Namun hingga berita ini ditayangkan, pihak KPK belum mengarahkan sebagai tersangka bagi kedua petinggi tersebut yaitu Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali dan Ari Suryono, Kepala BPPD Kab. Sidoarjo. Sehingga kabar ini menjadi pergunjingan dikalangan tokoh masyarakat, salah satunya adalah Bambang Suroso, kepada awak Panjinasional menyatakan “Mestinya KPK tanggap apa yang disampaikan saat jumpa Pers, bahwa terkait potongan insentif sejak 2021 hingga 2023 mengarah kepada Bupati dan Kepala BPPD Ari Suryono” ujar tokoh yang dikenal kritis dilingkungan Pemerintahan Sidoarjo Jawa Timur. Bambang yang lebih akrab dipanggil Mbah Suro menyerukan secara tegas, bahwa Ketua KPK jangan belak-belokan persoalan dong, katanya saat OTT tidak bisa menemukan dimana posisi Bupati Ahmad Muhdlor. “Itu artinya Tim KPK kurang nisa memetakan kondisi saat penangkapan 11 orang, tapi tidak tahu posisi dimana Bupati berada, kayaknya bahasa itu kurang profesional sekali dan terkesan mengada-adakan situasi” tambah Mbah Suro serius. “Jangan-jangan” seperti kabarnya antara pimpinan KPK terkesan saling tarik ulur, menurut Bambang Jangan-jangan mengarah pada kepentingan politik. Jadi, katanya di tahun Politik 2024 ini sedang berlangsung siapa kawan dan siapa lawan, kalau sudah demikian, maka kita harus waspada terhadap kinerja lembaga Antirasuah ini jangan sampai terlibat politisasi hukum pesanan” ujar Mbah Suro saat berdiskusi di kantor Redaksi Panjinasional.@Red**

Pos terkait